4 Masalah Xabi Alonso Usai Real Madrid Tersingkir di Piala Dunia Antarklub 2025 admin, July 11, 2025 Kegagalan Real Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi sorotan tajam bagi pelatih anyar mereka, Xabi Alonso. Harapan tinggi yang dibebankan kepada legenda Los Blancos itu belum sepenuhnya terwujud, terlebih setelah Madrid tersingkir secara mengejutkan di babak semifinal turnamen yang mempertemukan kampiun dari berbagai benua tersebut. Berikut adalah empat masalah utama yang kini dihadapi Xabi Alonso pasca tersingkirnya Real Madrid dari ajang bergengsi ini: 1. Lini Belakang yang Rapuh Salah satu kelemahan paling mencolok dari Real Madrid di Piala Dunia Antarklub 2025 adalah lini pertahanan yang mudah ditembus. Meskipun dihuni oleh pemain-pemain berpengalaman seperti Antonio Rudiger dan David Alaba, koordinasi yang buruk dan kurangnya konsentrasi menjadi bumerang. Gol-gol yang bersarang ke gawang Madrid lebih disebabkan oleh kesalahan elementer seperti salah posisi dan miskomunikasi antar pemain belakang. Xabi Alonso kini dihadapkan pada tugas berat untuk membenahi sektor ini, terutama jika ingin menjaga ambisi Madrid di kompetisi domestik dan Eropa tetap hidup. 2. Ketergantungan pada Pemain Muda Meski regenerasi adalah bagian penting dari proyek jangka panjang, Xabi Alonso tampak terlalu menggantungkan harapan pada pemain-pemain muda seperti Arda Güler, Endrick, dan Nico Paz. Walau mereka menunjukkan potensi besar, performa mereka belum cukup stabil untuk dijadikan tumpuan di laga-laga besar. Kurangnya pengalaman bertanding di level tertinggi tampak jelas dalam momen-momen krusial. Xabi kini harus menyeimbangkan skuadnya dengan kombinasi pemain muda dan senior agar tim tetap kompetitif dan tidak kehilangan arah dalam tekanan tinggi. 3. Minimnya Kreativitas di Lini Tengah Absennya Toni Kroos (yang telah pensiun) dan menurunnya performa Luka Modric membuat Madrid kehilangan sosok kreator sejati di lini tengah. Meskipun Eduardo Camavinga dan Jude Bellingham bekerja keras, keduanya belum mampu mengisi kekosongan dalam hal kreativitas membongkar pertahanan lawan. Xabi Alonso, yang notabene seorang gelandang elegan semasa aktif bermain, kini ditantang untuk mencari formula yang dapat mengembalikan daya gedor dan irama permainan Madrid dari lini tengah. Tanpa playmaker yang tajam, Real Madrid terlihat monoton dan mudah dibaca. 4. Tekanan Tinggi dari Manajemen dan Fans Real Madrid adalah klub yang menuntut hasil instan. Terlepas dari statusnya sebagai mantan pemain legendaris, Xabi Alonso tak akan diberikan waktu terlalu lama untuk beradaptasi. Kekalahan di Piala Dunia Antarklub telah menodai awal kariernya sebagai pelatih Madrid, dan tekanan pun mulai menggunung. Fans mulai mempertanyakan pendekatan taktik yang digunakan, sementara manajemen tentu sudah menyiapkan skenario jika performa tim tak kunjung membaik. Dalam beberapa laga ke depan, Alonso harus membuktikan bahwa dirinya memang pantas mengisi kursi panas di Santiago Bernabéu. Kesimpulan Kegagalan di Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi alarm keras bagi Xabi Alonso dan Real Madrid. Dengan berbagai masalah yang muncul, Alonso dituntut bergerak cepat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap taktik, susunan pemain, hingga pendekatan latihan. Waktu akan menjadi ujian berat baginya—apakah ia bisa mengembalikan kejayaan Madrid, atau justru masuk dalam daftar panjang pelatih yang gagal memenuhi ekspektasi Bernabéu. Baca Juga: Dari Ancelotti, Messi, hingga Ronaldo, Kenapa Banyak Bintang Tersandung Pajak di Spanyol? FIFA Liga Champions Liga Eropa Liga Inggris Piala Dunia Piala Dunia Antarklub